Kamis, 19 Mei 2011

Dokumentasi kebidanan masa nifas



ASUHAN KEBIDANAN MASA NIFAS NORMAL

Peranan bidan dalam memberikan asuhan masa nifas adalah memberikan asuhan yang konsisten, ramah dan memberikan dukungan pada setiap ibu dalam proses penyembuhannya dari stress fisik akibat persalinan dan meningkatkan kepercayaan diri ibu dalam merawat bayinya. Dalam proses penyesuaian ini, dituntut kontribusi bidan dalam melaksanakan kompetensi, ketrampilan dan sensitivitas terhadap kebutuhan dan harapan setiap ibu dan keluarga. Bidan harus dapat merencankan asuhan yang akan diberikan pada ibu sesuai dengan kebutuhan ibu tersebut.
Pada periode ini bidan dituntut untuk dapat memberikan asuhan kebidanan terhadap perubahan fisik dan psikologis ibu, dimana asuhan fisik lebih mudah diberikan karena dapat dilihat dan dinilai secara langsung, apabila terjadi ketidaknormalan bidan langsung bisa mendeteksi dan memberikan intervensi, sedangkan pemberian asuhan terhadap emosi dan psikologi ibu membutuhkan ketelitian dan kesabaran yang lebih dari bidan. Untuk mencapai hasil yang optimal dibutuhkan kerjasama yang baik antara bidan dan keluarga.
Asuhan kebidanan merupakan suatu penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggungjawab dalam memberi­kan pelayanan kebidanan pada pasien yang mempunyai kebutuhan atau masalah dalam bidang kesehatan, ibu pada masa hamil, nifas, dan bayi baru lahir serta keluarga berencana (DepkesRI, 1999).
Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis, mulai dari pengkajian, analisis data, diagnosa kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Proses manajemen merupakan proses pemecahan masalah yang memperkenalkan sebuah metode atau pemikiran dan tindakan - tindakan dengan urutan yang logis sehingga pelayanan komprehensif dan aman dapat tercapai. Selain itu metode ini memberikan pengertian untuk menyatukan pengetahuan dan penilaian yang terpisah - pisah menjadi satu kesatuan yang berarti.
Asuhan ibu masa nifas adalah asuhan yang diberikan pada ibu segera setelah kelahiran sampai 6 minggu setelah kelahiran. Tujuan dari asuhan masa nifas adalah untuk memberikan asuhan yang adekwat dan terstandar pada ibu segera setelah melahirkan dengan memperhatikan riwayat selama kehamilan, dalam persalinan dan keadaan segera setelah melahirkan. Adapun hasil yang diharapkan adalah terlaksanyanya asuhan segera atau rutin pada ibu post partum termasuk melakukan pengkajian, membuat diagnosa, mengidentifikasi masalah dan kebutuhan ibu, mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial, tindakan segera serta merencanakan asuhan.

7 Langkah Manajemen Menu rut Helen Varney
I.          Pengkajian (Pengumpulan data dasar)
Pengkajian atau pengumpulan data dasar adalah mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk mengevaluasi keadaan pasien. Merupakan langkah pertama untuk mengumpulkan semua informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi pasien.
A.  Data Subyektif
1.        Biodata yang mencakup identitas pasien
a.         Nama
Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari-hari agar tidak keliru dalam memberikan penanganan.
b.        Umur
Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang dari 20 tahun, alat-alat reproduksi belum matang, mental dan psikisnya belum siap. Sedangkan umur lebih dari 35 tahun rentan sekali untuk terjadi perdarahan dalam masa nifas.
c.         Agama
Untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk membimbing atau mengarahkan pasien dalam berdoa.
d.        Pendidikan
Berpengaruh dalam tindakan kebi­danan dan untuk mengetahui sejauh-mana tingkat intelektualnya, sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan pendidikannya.
e.         Suku/bangsa
Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari hari.
f.          Pekerjaan
Gunanya untuk mengetahui dan mengukur tingkat social ekonominya, karena ini juga mempengaruhi dalam gizi pasien tersebut.
g.         Alamat
Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan
2.        Keluhan Utama
Untuk mengetahui masalah yang dihadapi yang berkaitan dengan masa nifas, misalnya pasien merasa mules, sakit pada jalan lahir karena adanya jahitan pada perineum.




3.        Riwayat Kesehatan
a.         Riwayat kesehatan yang lalu
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya riwayat atau penyakit akut, kronis seperti: Jantung, DM, Hipertensi, Asma yang dapat mempengaruhi pada masa nifas ini.
b.        Riwayat kesehatan sekarang
Data-data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit yang diderita pada saat ini yang ada hubungannya dengan masa nifas dan bayinya.
c.         Riwayat kesehatan keluarga
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan pasien dan bayinya, yaitu apabila ada penyakit keluarga yang menyertainya.
4.        Riwayat Perkawinan.
Yang perlu dikaji adalah berapa kali menikah, status menikah syah atau tidak, karena bila melahirkan tanpa status yang jelas akan berkaitan dengan psikologisnya sehingga akan mempengaruhi proses nifas.
5.        Riwayat Obstetrik
a.         Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.
Berapa kali ibu hamil, apakah pernah abortus, jumlah anak, cara persalinan yang lalu, penolong persalinan, keadaan nifas yang lalu.
b.        Riwayat Persalinan sekarang.
Tanggal persalinan, jenis persalinan, jenis kelamin anak, keadaan bayi meliputi PB, BB, penolong persalinan. Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui apakah proses persalinan mengalami kelainan atau tidak yang bisa ber­pengaruh pada masa nifas saat ini.
6.        Riwayat KB
Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB dengan kontrasepsi jenis apa, berapa lama, adakah keluhan selama menggunakan kontrasepsi serta rencana KB setelah masa nifas ini dan beralih ke kontrasepsi apa.
7.        Kehidupan Sosial Budaya
Untuk mengetahui pasien dan keluarga yang menganut adapt istiadat yang akan menguntungkan atau merugikan pasien khususnya pada masa nifas misalnya pada kebiasaan pantang makan.
8.        Data Psikososial
Untuk mengatahui respon ibu dan keluarga terhadap bayinya. Wanita mengalami banyak perubahan emosi / psikologis selama masa nifas sementara ia menyesuaikan diri menjadi seorang ibu. Cukup sering ibu menunjukan depresi ringan beberapa hari setelah kelahiran. Depresi tersebut sering disebut sebagai postpartum blues. Postpartum blues sebagian besar merupakan perwujudan fenomena psikologis yang dialami oleh wanita yang terpisah dari keluarga dan bayinya. Hal ini sering terjadi sering diakibatkan oleh sejumlah faktor.
Penyebab yang paling menonjol adalah :
a.         Kekecewaan emosional yang meng-ikuti rasa puas dan takut yang dialami kebanyakan wanita selama kehamilan dan persalinan.
b.        Rasa sakit masa nifas awal.
c.         Kelelahan karena kurang tidur selama persalinan dan postpartum.
d.        Kecemasan pada kemampuannya untuk merawat bayinya setelah me-ninggalkan rumah sakit
e.         Rasa takut menjadi tidak menarik lagi bagi suaminya.
Menjelaskan pengkajian psikologis:
a.         Respon keluarga terhadap ibu dan bayinya
b.        Respon ibu terhadap bayinya
c.         Respon ibu terhadap dirinya
9.        Data Pengetahuan
Untuk mengetahui seberapa jauh penge­tahuan ibu tentang perawatan setelah melahirkan sehingga akan menguntung-kan selama masa nifas.
10.    Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari.
a.         Nutrisi
Menggambarkan tentang pola makan dan minum, frekuensi, banyaknya, jenis makanan, makanan pantangan.
b.        Eliminasi
Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan buang air besar meliputi frekuensi, jumlah, konsistensi dan bau serta kebiasaan buang air kecil meliputi frekuensi, wama, jumlah.
c.         Istirahat
Menggambarkan pola istirahat dan tidur pasien, berapa jam pasien tidur, kebiasaan sebelum tidur misalnya membaca, mendengarkan musik, kebiasaan mengkonsumsi obat tidur, kebiasaan tidur siang, penggunaan waktu luang. Istirahat sangat penting bagi ibu masa nifas karena dengan istirahat yang cukup dapat memper-cepat penyembuhan.
d.        Personal hygiene
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu selalu menjaga kebersihan tubuh terutama pada daerah genetalia, karena pada masa nifas masih mengeluarkan lochea.
e.     Aktivitas
Menggambarkan pola aktivitas pasien sehari-hari. Pada pola ini perlu dikaji pengaruh aktivitas terhadap kese-hatannya. Mobilisasi sedini mungkin dapat mempercepat proses pengembalian alat - alat reproduksi. Apakah ibu melakukan ambulasi, seberapa sering, apakah kesulitan, dengan bantuan atau sendiri, apakah ibu pusing ketika melakukan ambulasi.
B.        Data Obyektif
Dalam menghadapi masa nifas dari seorang klien, seorang bidan harus mengumpulkan data untuk memastikan bahwa keadaan klien dalam keadaan stabil. Yang termasuk dalam kom-ponen-komponen pengkajian data obyektif ini adalah:
 1.   Vital sign
Ditujukan untuk mengetahui keadaan ibu berkaitan dengan kondisi yang dialaminya.
a.         Temperatur / suhu
Peningkatan suhu badan mencapai pada 24 jam pertama masa nifas pada umumnya disebabkan oleh dehidrasi, yang disebabkan oleh keluarnya cairan pada waktu melahirkan, selain itu bisa juga disebabkan karena isirahat dan tidur yang diperpanjang selama awal persalinan. Tetapi pada umumnya setelah 12 jam post partum suhu tubuh kembali normal. Kenaikan suhu yang mencapai > 38 2 C adalah mengarah ke tanda - tanda infeksi.
b.        Nadi dan pernafasan
1)        Nadi berkisar antara 60 - 80x/menit. Denyut nadi di atas 100 x/ menit pada masa nifas adalah mengindikasikan adanya suatu infeksi, hal ini salah satunya bisa diakibatkan oleh proses persalinan sulit atau karena kehilangan darah yang berlebihan.
2)        Jika takikardi tidak disertai panas kemungkinan disebabkan karena adanya vitium kordis.
3)        Beberapa ibu postpartum kadang
-            kadang mengalami bradikardi puerperal, yang denyut nadinya mencapai serendah – rendahnya 40 sampai 50x/menit, beberapa alasan telah diberikan sebagai penyebab yang mungkin, tetapi belum ada penelitian yang mem-buktikan bahwa hal itu adalah suatu kelainan.
4)    Pernafasan harus berada dalam tentang yang normal, yaitu sekitar 20 - 30x/menit.

c.         Tekanan darah
Pada beberapa kasus ditemukan keadaan hipertensi postpartum, tetapi keadaan ini akan menghilang dengan sendirinya apabila tidak ada penyakit - penyakit lain yang menyertainya dalam 2 bulan pengobatan .

2.         Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dari ujung rambut sampai ujung kaki.
Menjelaskan pemeriksaan fisik
a.         Keadaan buah dada dan puting susu
·           Simetris/ tidak
·           Konsistensi, ada pembengkakan/ tidak
·           Puting menonjol/tidak.lecet/tidak
b.        Keadaan abdomen
·           Uterus:
Normal :
-            Kokoh, berkontraksi baik
-            Tidak berada di atas ketinggian fundal saat masa nifas segera
Abnormal:
-            Lembek
-            Di atas ketinggian fundal saat masa post partum segera
·           Kandung kemih : bisa buang air/ tak bisa buang air
c.         Keadaan genitalia
·           Lochea:
Normal:
-            Merah hitam (lochia rubra)
-             Bau biasa
-            Tidak ada bekuan darah atau butir-butir darah beku (ukuran jeruk kecil)
-            Jumlah perdarahan yang ringan atau sedikit (hanya perlu mengganti pembalut setiap 3-5 jam)
Abnormal:
-            Merah terang
-            Bau busuk
-            Mengeluarkan darah beku
-            Perdarahan berat (memerlukan penggantian pembalut setiap 0-2 jam)
·           Keadaan perineum : oedema, hematoma, bekas luka episiotomi/ robekan, hecting
·           Keadaan anus : hemorrhoid
·           Keadaan ekstremitas
Data penunjang
II.       Intepretasi Data
Mengidentifikasi diagnosa kebidanan dan masalah berdasarkan intepretasi yang benar atas data - data yang telah dikumpulkan. Dalam langkah ini data yang telah dikumpulkan diintepretasikan menjadi diagnosa kebidanan dan masalah. Keduanya digunakan karena beberapa masalah tidak dapat diselesaikan seperti diagnosa tetapi membutuhkan penanganan yang dituangkan dalam rencana asuhan terhadap pasien, masalah sering berkaitan dengan pengalaman wanita yang diidentifikasikan oleh bidan.
A.  Diagnosa Kebidanan
Diagnosa dapat ditegakkan yang berkaitan dengan Para, Abortus, Anak hid up, umur ibu, dan keadaan nifas.
Data dasar meliputi:
1.         Data Subyektif
Pernyataan ibu tentang jumlah per­salinan, apakah pernah abortus atau tidak, keterangan ibu tentang umur, keterangan ibu tentang keluhannya.
2.         Data Obyektif
Palpasi tentang tinggi fundus uteri dan kontraksi, hasil pemeriksaan tentang pengeluaran pervaginam, hasil peme­riksaan tanda - tanda vital.
B. Masalah
Permasalahan yang muncul berdasarkan pernyataan pasien.
Data dasar meliputi:
1.         Data Subyektif
Data yang didapat dari hasil anamnesa pasien
2.         Data Obyektif
Data yang didapat dari hasil pemeriksaan Diagnosa
Potensial
Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial yang mungkin akan terjadi. Pada langkah ini diidentifikasikan masalah atau diagnosa potensial berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa, hal ini membutuhkan antisipasi, pencegahan, bila memungkinkan menunggu mengamati dan bersiap-siap apabila hal tersebut benar-benar terjadi. Melakukan asuhan yang aman penting sekali dalam hal ini.

IV.     Antisipasi Masalah
Langkah ini memerlukan kesinambungan dari manajemen kebidanan. Identifikasi dan menetap-kan perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan lain sesuai dengan kondisi pasien.

V.        Perencanaan
Langkah-langkah ini ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya yang merupakan lanjutan dari masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau di antisipasi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah diluhat dari kondisi pasien atau dari setiap masalah yang berkaitan, tetapi juaga berkaitan dengan kerangka pedoman antisipasi bagi wanita tersebut yaitu apa yang akan terjadi berikutnya.
Penyuluhan, konseling dari rujukan untuk masalah-masalah social, ekonomi atau masalah psikososial. Adapun hal-hal yang perlu dilakukan pada kasus ini adalah
A.      Observasi meliputi keadaan umum, kesadaran, tanda - tanda vital, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus, anjurkan ibu untuk segera berkemih, observasi mobilisasi dini, jelaskan manfaatnya.kan perdarahan.
Menganjurkan pada, ibu untuk kembali mengerjakan pekerjaan sehari - hari.
B.       Kebersihan diri
1.      Jaga kebersihan seluruh tubuh teruatama daerah genetalia
2.      Ganti pembalut minimal 2 kali sehari atau setiap kali selesai
C.     Istirahat
1.      Cukup istirahat
2.      Beri pengertian manfaat istirahat
3.      Kembali mengerjakan pekerjaan sehari-hari
D.     Gizi
1.         Mengkonsumsi makanan yang bergisi, bermutu dan cukup kalori, sebaiknya ibu makan makanan yang mengandung protein, vitamin dan mineral.
2.         Minum sedikitnya 3 liter air sehari atau segelas setiap habis menyusui.
3.         Minum tablet Fe / zat besi selama 40 hari pasca persalinan.
4.         Minum vitamin A (200.000 unit) agar dapat memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI.
E.      Perawatan payudara
1.         Menjaga kebersihan payudara
2.         Memberi ASI ekslusif sampai bayi umur 6 bulan.
F.            Hubungan sexual
Memberi pengertian hubungan seksual kapan boleh dilakukan.
G.           Keluarga berencana
Menganjurkan pada ibu untuk segera meng-ikuti KB setelah masa nifas terlewati sesuai dengan keinginannya.

asuhan penyuluhan pada klien dan keluarga. Mengarahkan atau melaksanakan rencana asuhan secara efisien dan aman.
A.        Mengobservasi meliputi
1.         Keadaan umum
2.         Kesadaran
3.         Tanda - tanda vital dengan mengukur (tekanan darah, suhu, nadi, respirasi).
4.         Tinggi fundus uteri, kontraksi uterus.
5.         Menganjurkan ibu untuk segera berkemih karena apabila kandung kencing penuh akan menghambat proses involusi uterus.
6.         Menganjurkan pada ibu untuk mobilisasi dini untuk memperlancar pengeluaran lochea, memperlancar peredaran darah.
B.        Kebersihan diri
1.         Menjaga kebersihan seluruh tubuh terutama daerah genetalia.
2.         Mengganti pembalut minimal dua kali sehari atau setiap kali selesai
BAK
C.        Istirahat
1.         Memberi saran pada ibu untuk cukup tidur siang agar tidak terlalu lelah.
2.         Memberi pengertian pada ibu, apabila kurang istirahat dapat menyebabkan produksi ASI kurang, proses involusi berjalan lambat sehingga dapat menyebabkan perdarahan.
3.         Menganjurkan pada ibu untuk kembali mengerjakan pekerjaan sehari - hari.
D.        Gizi
1.         Mengkonsumsi makanan yang bergisi, bermutu dan eukup kalori, sebaiknya ibu makan makanan yang mengandung protein, vitamin dan mineral.
2.         Minum sedikitnya 3 liter air sehari atau segelas setiap habis menyusui.
3.         Minum tablet Fe / zat besi selama 40 hari pasca persalinan.
4.         Minum vitamin A (200.000 unit) agar dapat memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI.
E.         Perawatan payudara
1.         Menjaga kebersihan payudara
2.         Memberi ASI ekslusif sampai bayi umur 6 bulan.
F.         Hubungan sexual
Memberi pengertian hubungan seksual kapan boleh dilakukan.
G.        Keluarga berencana
Menganjurkan pada ibu untuk segera meng-ikuti KB setelah masa nifas terlewati sesuai dengan keinginannya.



VI.   Evaluasi
Langkah ini merupakan langkah terakhir guna  mengetahui apa yang telah dilakukan bidan. Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang diberikan, ulangi kembali proses manajemen dengan benar terhadap setjap aspek asuhan yang sudah dilaksanakan tapi belum efektif atau merencanakan kembali yang belum terlaksana.


Referensi
Eny retna,dkk, 2008. Asuhan kebidanan nifas. yogyakarta